Senin, 20 Juni 2016

pentingnya memanah











PROPOSAL PELATIHAN 
MEMANAH,PROPOSAL PELATIHAN 
MEMANAH





TEGAL ARCHERY,Jln. Brigjen Katamso No. 44
Slawi Wetan - Slawi - Kab.Tegal
0856 4262 7779
 























I.       PENDAHULUAN
I    PENDAHULUAN
 (Pentingnya Belajar Memanah dalam Islam)
Islam sebagai agama yang Syamil (lengkap) dan Mutakammil (sempurna) juga memperhatikan aspek jasmani umatnya. Allah Swt secara tersirat dalam Al qur’an menyuruh umat-Nya untuk juga memperhatikan aspek jasmaninya. Al qur’an surat Al Anfal ayat 60, Allah Swt berfirman yang artinya “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Dalam ayat di atas menjelaskan secara tidak langsung bahwa meskipun Umat Islam dalam keadaan aman-aman saja dan damai, tetap diperintahkan untuk selalu dalam kondisi siaga dan selalu berlatih secara fisik secara berkesinambungan sehingga kebugaran diri tetap terjaga dan dalam keadaan maksimal. Jika kita memandang dalam perspektif hari ini, tafsir ayat tersebut menyuruh kita untuk selalu membina jasmani kita dengan cara olahraga.
Setiap hari Uqbah bin Amir Al Juhani keluar dan berlatih memanah, kemudian ia meminta Abdullah bin Zaid agar mengikutinya namun sepertinya ia nyaris bosan. Maka Uqbah berkata, “Maukah kamu aku kabarkan sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” Ia menjawab, “Mau.” Uqbah berkata, “Saya telah mendengar beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan memasukkan tiga orang ke dalam surga lantaran satu anak panah; orang yang saat membuatnya mengharapkan kebaikan, orang yang menyiapkannya di jalan Allah serta orang yang memanahkannya di jalan Allah.” Beliau bersabda: “Berlatihlah memanah dan berkuda. Dan jika kalian memilih memanah maka hal itu lebih baik daripada berkuda.” (AHMAD – 16699)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atas mimbar berkata : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi (Qs Al Anfaal :60) . Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!” (ABUDAUD – 2153)
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Tidak ada perlombaan kecuali untuk unta, panah, atau kuda." Riwayat Ahmad dan Imam Tiga. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban. Dari ketiga hadits tersebut, Rasulullah Saw lebih mengutamakan olahraga memanah daripada olahraga-olahraga lainnya. Kalau bahasa saya, Melatih fisik atau olahraga memiliki prioritas-prioritas. olahraga memanah adalah menjadi prioritas pertama umat Islam berdasarkan hadits-hadits di atas baru setelah itu kita bisa mempelajari olahraga lainnya.
Memanah adalah olah raga yang menggunakan peralatan seperti busur panah, anak panah, dan target untuk memanah. Belajar Memanah dapat melatih emosi dan fisik untuk meletakkan target pada sasaran. Memanah sangat menitik-beratkan keseimbangan tubuh. Maka jika pemanah emosinya tertekan, maka panahan amat mudah tersasar. Secara tidak langsung, olahraga ini melatih manusia untuk tenang dan menstabilkan emosi. Individu yang tidak tenang, ceroboh, pemarah, kurang sabar atau kurang sehat mentalnya tidak akan menjadi pemanah yang baik.
Perbuatan melenturkan anak panah di busurnya, kemudian melepaskannya perlu satu kekuatan fisik, olahraga ini juga satu latihan holistik kepada diri seseorang dari segi fisik dan mental. Bersabda Rasulullah SAW, ” Kamu harus belajar memanah karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu.” (Riwayat Bazzar, dan Thabarani dengan sanad yang baik).

II.  MANFAAT OLAH RAGA MEMANAH
Olah raga memanah memiliki banyak manfaat. Manfaat yang sangat terasa saat memanah seperti menjaga fleksibilitas otot di jari tangan, lengan, hingga pundak, melatih keawasan atau ketajaman pandangan mata, melancarkan peredaran otot dipunggung, lengan, leher dan kaki. Dan manfaat fisik lainnya.
Selain fisik ada pula manfaat secara psikis, yakni antara lain :
            Melatih Konsentrasi . mengarahkan panah pada sasaran adalah cara tepat untuk melatih konsentrasi pikiran anda. Anda harus melatih pengendalian diri agar lesatan anak panah dapat tepat mengenai sasaran. Hal ini akan sejajar dengan makna kehidupan sehari-hari, yakni dalam hidup kita harus melatih pengendalian diri agar segala keputusan yang kita ambil tepat dan memperoleh hasil yang diinginkan.
Menjaga kesabaran . ini sangat penting saat anda melakukan olah raga memanah. Kesabaran anda akan teruji lewat bidikan dan lesatan yang di ulang-ulang, hingga mencapai sasaran yang tepat. Apalagi bagi pemula, olah raga memanah membutuhkan ekstra sabar dalam membidik. Kalau sudah bisa sabar dalam memanah, maka dalam kehidupan sehari-hari pun anda akan lebih bersabar dalam menghadapi masalah sehari-hari.
Positive thinking & Percaya diri . memanah memerlukan percaya diri yang tinggi, karena dalam melesatkan anak panah agar tepat sasaran memerlukan rasa percaya pada setiap bidikan yang dilesatkan. Dengan demikian anda akan melatih rasa percaya diri yang tinggi, untuk menjadi pribadi yang kuat.

III.              TEKNIK-TEKNI DASAR MEMANAH
Tehnik memanah bagi pemula pada dasarnya ada sembilan langkah, yaitu:
1.  Cara berdiri (stance) Stance adalah posisi kaki pada waktu berdiri di lantai atau tanah secara seimbang dan tubuh tetap tegak.
Cara berdiri dalam memanah ada 4 macam, yaitu:
a.  Sejajar (square stance) 
1)  Posisi kaki pemanah terbuka selebar bahu dan sejajar dengan garis tembak.
2)  Pemanah pemula di sarankan untuk mempergunakan cara ini  1 sampai 2 tahun, selanjutnya baru beralih ke terbuka (open stance). 
3) Cara berdiri sejajar mudah dilakukan untuk membuat garis lurus dengan sasaran, namun dalam hal ini perlu diingat, yaitu pada waktu menarik dan holding cenderung badan bergerak (Lee dkk, 2000).
b. Terbuka (open stance)
 1)  Posisi kaki pemanah membuat sudut 45dengan garis tembak.
2)  Pada saat menarik, posisi badan lebih stabil
 3)  Posisi leher atau kepala akan lebih relaks dan pandangan pemanah lebih mudah untuk fokus ke depan.
 4)  Cara berdiri seperti ini dianjurkan untuk pemanah lanjutan, karena pada tarikan penuh akan banyak space room pada bahu.
c.  Tertutup (close stance)
1) Pemanah berdiri secara tertutup
2) Tubuh pemanah membelakangi sasaran.
 3) Posisi ini sulit karena leher dan tubuh tidak rileks, sehingga sering tidak digunakan baik oleh pemanah pemula atau pun pemanah lanjutan.
d.  Menyamping (oblique stance)
1) Pemanah berdiri dengan kedua kaki menyerong/ silang dari garis tembak
2) Pada saat menarik, posisi badan cukup stabil dan kepala rileks.
3) Teknik ini digunakan oleh pemanah lanjutan, karena pemanah pemula apabila menggunakan posisi kaki menyamping masih sulit dalam membuat garis lurus dengan sasaran.
2.  Memasang ekor panah (nocking).
Nocking adalah memasukkan ekor panah ke nocking point pada tali dan menempatkan gandar (shaft) pada sandaran panah (arrow rest). Pemasangan anak panah yang benar yaitu bulu indeks menjauhi sisi jendela busur, sedangkan pemasangan yang salah akibatnya anak panah tidak bisa terbang ke arah target dengan baik atau kemungkinan besar jatuh sebelum sampai target.
3.  Posisi setengah tarikan (set up)
Posisi badan releks dengan setengah tarikan. Pada saat posisi ini, pemanah sangat penting untuk merasakan agar posisi badan tetap tegak/center. Pemanah dalam menarik tali menggunakan tiga jari, yaitu: jari telunjuk di atas ekor anak panah, jari tengah dan jari manis berada di bawah ekor anak panah. Jarak antara jari telunjuk dan jari tengah kurang lebih satu sentimeter. Pada waktu set up buat satu garis lurus antara bow arm dengan draw arm.
4.  Menarik tali (drawing).
Tehnik dengan gerakan menarik tali sampai menyentuh bagian dagu, bibir, dan hidung (Achmad Damiri, 1990: 21). Pemanah dalam menarik tali dengan irama yang sama, agar posisi badan selalu seimbang. Kemudian pada waktu menarik jangan dibantu dengan badan, tetapi gunakan otot-otot belakang bahu untuk menarik. Posisi yang benar adalah tali yang mendekati dagu atau kepala, sebaliknya jangan kepala pemanah yang mendekati tali.
5.  Penjangkaran (anchoring).
Teknik dengan gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu. Pada waktu anchoring, pernafasan harus dikontrol dengan baik dan konsentrasi tetap. Setelah anchoring, tekanan ke depan dari tarikan ke belakang terus kontinyu jangan sampai kendur/rileks (Lee dkk, 2000). Posisi anchoring ada 2 yaitu: penjangkaran yang tinggi dan penjangkaran yang rendah. Penjangkaran tinggi, dengan ujung jari telunjuk di sudut mulut sehingga ujung jari/ ujung tangan bertumpu sepanjang bagian bawah tulang pipi. Penempatan jari depan di sudut mulut membantu mengatur anak panah di bawah pandangan mata. Penjangkaran rendah, jari depan bertumpu langsung di bawah tulang rahang sehingga tali berada di garis tengah wajah. Tali menyentuh ujung hidung dan di tengah-tengah dagu. Pemanah banyak mengerutkan bibir dan mencium tali. Pemanah pemula biasanya menggunakan cara penjangkaran yang tinggi.   
6.  Menahan sikap memanah (holding).
Pemanah menahan sikap memanah beberapa saat sebelum anak panah dilepaskan (Achmad Damiri, 1990: 23). Pada posisi holding, untuk tekanan ke depan dan tarikan kebelakang tetap kontinyu. Pemanah dalam posisi holding,  jangan dibantu badan untuk menahan beban tarikan busur, tetapi yang dilakukan adalah otot-otot lengan penahan busur dan lengan penarik tali harus berkontraksi, agar sikap memanah tidak berubah/tetap merupakan satu garis lurus.             

7.  Membidik (aiming).
Suatu gerakan mengarahkan visir pada titik sasaran dan pemanah dalam memegang grip serileks mungkin. Bagi seorang pemanah pemula tehnik membidik sering berubah-ubah, hal ini disebabkan karena waktu membidik kadang terlalu cepat dan kadang terlalu lama, sehingga perlu latihan yang banyak agar bisa ajeg. Menurut hasil pengamatan di kejuaraan Nasional, pemanah dalam membidik rata-rata memerlukan waktu 4 detik. Penyetingan alat pembidik (visir) perlu disesuaikan tidak hanya pada jarak, tetapi pada saat cuaca dingin, panas, dan angin, agar memperoleh target sesuai yang diinginkan.
8.  Melepaskan anak panah (release).
Suatu gerakan melepaskan tali busur dengan cara tangan penarik tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher pemanah (Achmad Damiri, 1990: 26). Pada waktu release tekanan pada lengan kiri dan kanan jangan sampai bertambah pada salah satu bagian. Selain itu, jari-jari penarik tali juga harus rileks, agar mendapatkan release yang halus. Pemanah yang release nya halus, maka setiap arah panah dan speed (kecepatannya) sama, sehingga terbangnya anak panah menjadi mulus.
9.  Gerak lanjut (follow through).
Pemanah selama beberapa detik melakukan gerak lanjut dengan tetap memberikan tekanan yang sama seperti release. Pandangan mata pemanah juga harus tetap konsentrasi kesasaran tidak beralih ke terbangnya anak panah. Busur diusahakan tetap diam sebelum anak panah menancap di target. Tujuan dari gerak lanjut adalah untuk memudahkan pengontrolan gerak memanah yang dilakukan.


IV.              PENUTUP
Inilah olah raga panah yang sedang kami gembar gemborkan di tengah masyarakat. Bukan bermaksud apa-apa, namun memang selain olah raga ini di sunnahkan oleh umat Islam, namun juga olah raga ini jarang sekali dijamah atau dilakukan di tengah masyarakat umum. Hanya orang-orang tertentu saja yang memang hobi dengan olah raga memanah. Oleh karena itu untuk memunculkan kembali olah raga memanah agar populer di masyarakat umum, maka kami dari Tegal Archery menawarkan kerja sama pelatihan memanah kepada pihak terkait, sekolah, instansi, lembaga, perguruan tinggi, komunitas, dan organisasi lainnya.
Tidak menutup kemungkinan juga dengan ramainya olah raga memanah, kami akan melaksanakan event-event kejuaran memanah tingkat kabupaten Tegal atau bahkan tingkat karisidenan Pekalongan. Demikian proposal ini kami sampaikan, atas perhatiannya dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih. Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ttd Ketua Tegal Archery,     April 2016






PAKET PELATIHAN MEMANAH

Paket pelatihan memanah yang kami sediakan sebagai berikut :
A.    Paket Bulanan (Harga Rp. 300.000,- / bulan)
-          Basic Training atau Pelatihan dasar memanah
-          Latihan dilakukan 1x dalam seminggu (hari menyesuaikan jadwal)
-          Peralatan dari kami atau dari lembaga terkait
-          Peserta bisa rombongan maksimal 50 orang
-          Latihan dilakukan dalam wakti 3 jam
B.     Paket Setahun (Harga Rp. 2.500.000,- / tahun)
-          Basic Training atau Pelatihan dasar memanah
-          Latihan dilakukan 1x dalam seminggu (hari menyesuaikan jadwal)
-          Peralatan dari kami atau dari lembaga terkait
-          Peserta bisa rombongan maksimal 50 orang
-          Latihan dilakukan dalam wakti 3 jam
C.    Paket Atlet (Harga Rp. 5.000.000,- /Orang)
-          Basic Training atau Pelatihan dasar memanah (sertifikasi)
-          Advance Training atau Pelatihan tingkat lanjut (sertifikasi)
-          Latihan dilakukan 3x dalam seminggu (hari menyesuaikan jadwal)
-          Peralatan sudah masuk dalam harga
-          Peserta terbatas
-          Latihan dilakukan dalam wakti 3 jam dan sewaktu-waktu full day
-          Dipersiapkan untuk mengikuti ajang lomba, event-event panahan dll.

Selasa, 14 Juni 2016

manfaat gerakan salat



Jika Ada Bagian Tubuh yang Sakit, Ini Doa dan Terapi yang Diajarkan Rasulullah

Rasulullah mensabdakan, segala penyakit pasti ada obatnya. Karena itu beliau menganjurkan umatnya untuk berobat. Selain itu, beliau juga mengajarkan doa-doa khusus untuk sakit tertentu.
Jika sakit yang diderita umatnya hanya terasa di bagian tubuh tertentu -misalnya kepala (semacam migrain), dada (jantung atau paru-paru), perut (mag)- beliau mengajarkan doa dan cara sebagai berikut:
 Audzu كَ عَلَى الَّذِى تَأَلَّمَ مِنْ جَسَدِكَ وَقُلْ بِاسْمِ اللَّهِ. ثَلاَثًا. وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
“Letakkan tanganmu pada tempat yang sakit dan bacalah Bismillah tiga kali, lalu bacalah “A’uudzu billahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru” (Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari keburukan yang sedang aku rasakan dan yang aku khawatirkan)” (HR. Muslim) Dalam Syarah Hisnul Muslim disebutkan asbabul wurud hadits ini. Ada seorang sahabat yang bernama Utsman bin Al Ash rdhiyallahu ‘anhu yang menghadap Rasulullah dan mengeluhkan sakit pada tubuhnya sejak ia masuk Islam. Lalu Rasulullah mengajarkan doa dan cara tersebut, yaitu:
1. Letakkan tangan pada bagian tubuh yang sakit
2. Baca bismillah tiga kali
3. Baca doa ini tujuh kali
أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
Artinya: Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari keburukan yang sedang aku rasakan dan yang aku khawatirkan Jika kita yakin seyakin-yakinnya dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini, insya Allah kita akan sembuh sebagaimana kesembuhan yang dialami oleh Utsman bin Al Ash radhiyallahu ‘anhu. Ustman bin Al Ash pula yang meriwayatkan hadits ini.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita dalam mengikuti sunnah Rasul-Nya serta senantiasa menjaga dan melindungi kesehatan kita dan keluarga kita. Allahumma aamiin. [Muchlisin BK/bersamadakwah]


Apa manfaat SAKIT bagiku.???

~ SAKIT itu "ZIKRULLAH".
Mereka yg menderitanya akan lebih sering menyebut Asma ALLAH dibandingkan ketika dlm sehatnya.
~ SAKIT itu "ISTIGHFAR".
Dosa2 akan mudah teringat, jika datang sakit. Sehingga lisan terbimbing untuk memohon ampun.
~ SAKIT itu "TAUHID".
Bukankah saat sdg hebat rasa sakit, kalimat thoyyibah yg akan terus digetar?
~ SAKIT itu "MUHASABAH".
Kita lg sakit akan punya lebih banyak waktu utk merenungi diri dlm sepi, menghitung2 bekal kembali.
~ SAKIT itu "JIHAD".
Kita ketika sakit tak boleh menyerah kalah, diwajibkan terus berikhtiar, berjuang demi kesembuhan.
~ Bahkan SAKIT itu "ILMU".
Bukankah ketika sakit, kita akan memeriksa, berkonsultasi & pada akhirnya merawat diri utk berikutnya ada ilmu utk tdk mudah kena sakit.
~ SAKIT itu "NASIHAT".
Yg sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri. Yg sehat menghibur yg sakit agar mau bersabar. ALLAH cinta dan sayang keduanya.
~ SAKIT itu "SILATURRAHIM".
Sa'at jenguk, bukankah keluarga yg jarang bertemu akhirnya datang membesoek, penuh senyum dan rindu mesra ? Krn itu pula sakit adalah perekat ukhuwah.

~ SAKIT itu "PENGGUGUR DOSA".
Barang haram tercelup di tubuh dilarutkan di dunia, Anggota badan yg sakit dinyerikan dan dicuci-Nya.

~ SAKIT itu "MUSTAJAB DO'A".
Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta dido'akan oleh yg sakit.

~ SAKIT itu salah satu keadaan yg "MENYULITKAN SYAITAN".
Diajak maksiat tak mampu - tak mau. Dosa.. lalu malah disesali.. kemudian diampuni.

~ SAKIT itu membuat "SEDIKIT TERTAWA dan BANYAK MENANGIS".
Satu sikap ke-Insyaf-an yg disukai Nabi & para makhluk langit.

~ SAKIT meningkatkan kualitas "IBADAH".
Rukuk - Sujud lebih khusyuk,
Tasbih - Istighfar lebih sering,
Bermunajat - Do'a jadi lebih lama.

~ SAKIT itu memperbaiki "AKHLAK".
Kesombongan terikikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut & Tawadhu'.
~ Dan pd akhirnya "SAKIT" membawa kita untuk selalu ingat "KEMATIAN"
Masya ALLAH..
BEDA HAILULAH, QAILULAH & 'AILULAH
HAILULAH
Adalah tidur sehabis melaksanakan sholat subuh, dinamakan demikian krn tidur tsb dpt menghalangi kita dari rejeki yg ALLAH SWT tebar pd waktu pagi hari.
QAILULAH
Adalah tidur SEBELUM melakukan sholat dhuhur sekitar 26 - 30 menit sblm dikumandangkannya adzan dhuhur, tidur jenis ini sangat bemanfaat dan sangat dianjurkan oleh Nabi SAW ketika musim panas Rasulullah SAW tidur sebelum Dzuhur dan ketika musim dingin beliau Nabi Muhammad SAW tidur setelah dzhuhur.
'AILULAH
Adalah tidur sehabis melakukan sholat ashar, tidur jenis satu ini dpt menyebabkan berbagai penyakit, di antaranya adalah sesak napas dan murung dan gelisah.
Sebarkanlah...
Karena sangat mungkin belum banyak di antara kita yg faham apa itu QAILULAH, HAILULAH & 'AILULAH.


Hidup Sehat Cara Rasulullah

Posted Oktober 26, 2009
Filed under: 
Arsip Siroh, Artikel Nasehat | Tags: sehat |
“Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan.”(HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
Konon, selama hidupnya Rasulullah SAW hanya sakit dua kali. Yaitu setelah menerima wahyu pertama, ketika itu beliau mengalami ketakutan yang sangat sehingga menimbulkan demam hebat. Yang satunya lagi menjelang beliau wafat. Saat itu beliau mengalami sakit yang sangat parah, hingga akhirnya meninggal. Ada pula yang menyebutkan bahwa Rasul mengalami sakit lebih dari dua kali.
Berapa pun jumlahnya, dua, tiga atau empat kali, memperjelas gambaran bahwa beliau memiliki fisik sehat dan daya tahan luar biasa. Padahal kondisi alam Jazirah Arabia waktu itu terbilang keras, tandus dan kurang bersahabat. Siapa pun yang mampu bertahan puluhan tahun dalam kondisi tersebut, plus berpuluh kali peperangan yang dijalaninya, pastilah memiliki daya tahan tubuh yang hebat.
Mengapa Rasulullah SAW jarang sakit? Pertanyaan ini menarik untuk dikemukakan. Secara lahiriah, Rasulullah SAW jarang sakit karena mampu mencegah hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit. Dengan kata lain, beliau sangat menekankan aspek pencegahan daripada pengobatan. Jika kita telaah Alquran dan Sunnah, maka kita akan menemukan sekian banyak petunjuk yang mengarah pada upaya pencegahan. Hal ini mengindikasikan betapa Rasulullah SAW sangat peduli terhadap kesehatan. Dalam Shahih Bukhari saja tak kurang dari 80 hadis yang membicarakan masalah ini. Belum lagi yang tersebar luas dalam kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, Ahmad, dsb.

Cara Rasulullah menjaga kesehatan
Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah SAW selalu tampil fit dan jarang sakit. Di antaranya:
Pertama, selektif terhadap makanan. Tidak ada makanan yang masuk ke mulut beliau, kecuali makanan tersebut memenuhi syarat halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihan air lir dan pencernaan. Rasul bersabda,” Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran”(HR. Ibnu Majah dan Hakim).
Kedua, tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas). Disabdakan,”Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Ketiga, makan dengan tenang, tumaninah, tidak tergesa-gesa, dengan tempo sedang. Apa hikmahnya? Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak, tergigit, kerja organ pencernaan pun jadi lebih ringan. Makanan pun bisa dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan bisa berjalan sempurna. Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit dicerna. Dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan kanker di usus besar.
Keempat, cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Biasanya, Rasulullah SAW bangun dan bersiwak, lalu berwudhu dan shalat sampai waktu yang diizinkan Allah. Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan. Penelitian Daniel F Kripke, ahli psikiatri dari Universitas California menarik untuk diungkapkan. Penelitian yang dilakukan di Jepang dan AS selama 6 tahun dengan responden berusia 30-120 tahun mengatakan bahwa orang yang biasa tidur 8 jam sehari memiliki resiko kematian yang lebih cepat. Sangat berlawanan dengan mereka yang biasa tidur 6-7 jam sehari. Nah, Rasulullah SAW biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam. Jadi beliau tidur tidak lebih dari 8 jam.
Cara tidurnya pun sarat makna. Ibnul Qayyim Al Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rasul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat. Terkadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Hikmah lainnya, tidur dengan miring ke kanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun untuk shalat malam.
Kelima, istikamah melakukan saum sunnat, di luar saum Ramadhan. Karena itu, kita mengenal beberpa saum sunnat yang beliau anjurkan, seperti Senin Kamis, ayyamul bith, saum Daud, saum enam hari di bulan Syawal, dsb. Saum adalah perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun ruhani. Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur berbagai berbagai ampas makanan, manahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa. Saum menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga. Saum sangat ampuh untuk detoksifikasi (pembersihan racun) yang sifatnya total dan menyeluruh.
Selain lima cara hidup sehat ini, masih banyak kebiasaan Rasulullah SAW yang layak kita teladani. Dalam buku Jejak Sejarah Kedokteran Islam, Dr Jafar Khadem Yamani mengungkapkan lebih dari 25 pola hidup Rasul berkait masalah kesehatan, sebagian besar bersifat pencegahan. Di antaranya cara bersuci, cara memanjakan mata, keutamaan berkhitan, keutamaan senyum, dsb.
Yang tak kalah penting dari ikhtiar lahir, Rasulullah sangat mantap dalam ibadah ritualnya, khususnya dalam shalat. Beliau pun memiliki keterampilan paripurna dalam mengelola emosi, pikiran dan hati. Penelitian-penelitian terkini dalam bidang kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam memenej hati, pikiran dan perasaan, serta ketersambungan yang intens dengan Dzat Yang Mahatinggi akan menentukan kualitas kesehatan seseorang, jasmani maupun ruhani.
Eramuslim – “Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab [33]: 21).
Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memang sudah dirancang oleh Allah subhaanahu wa ta’ala sebagai contoh teladan yang baik (uswah hasanah) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan termasuk dalam hal pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tak ternilai harganya. Ketika nikmat kesehatan dicabut oleh Allah subhaanahu wa ta’ala, maka manusia rela mencari pengobatan dengan biaya yang mahal bahkan ke tempat yang jauh sekalipun. Sayangnya, hanya sedikit orang yang penduli dan memelihara nikmat kesehatan yang Allah subhaanahu wa ta’ala telah anugerahkan sebelum dicabut kembali oleh-Nya.
Karena Allah telah menegaskan kepada kita bahwa Beliau (Rasulullah) adalah teladan, inilah teladan yg bisa kita ikut bagaimana pola makan Rasulullah Sallallahu A’laihi Wasallam agar Sehat dan berberkah dan mendapatkan amal.
Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah adalah udara segar pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Para pakar kesehatan menyatakan, udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal itu sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda :
“Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari no. 6412).
Ketika Kaisar romawi mengirimkan bantuan dokter ke Madinah, ternyata selama setahun dokter tersebut kesulitan menemukan orang yang sakit. Dokter tersebut bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tentang rahasia kaum muslimin yang sangat jarang mengalami sakit.
Seumur hidupnya, Rasulullah hanya pernah mengalami sakit dua kali sakit. Pertama, ketika diracun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di Madinah. Kedua, ketika menjelang wafatnya.
Pola makan seringkali dikaitkan dengan pengobatan karena makanan merupakan penentu proses metabolisme pada tubuh kita. Pakar kesehatan selama ini mengenal dua bentuk pengobatan yaitu pengobatan sebelum terjangkit penyakit atau preventif (ath thib Al wiqo’i) dan pengobatan setelah terjangkit penyakit (at thib al’ilaji).
Dengan mencontoh pola makan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan (attadawi bil ghidza).
Hal itu jauh lebih baik dan murah daripada harus berhubungan dengan obat-obat kimia senyawa sintetik yang hakikatnya adalah racun, berbeda dengan pengobatan alamiah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melalui makanan dengan senyawa kimia organik.