![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
I. PENDAHULUAN
I PENDAHULUAN
(Pentingnya
Belajar Memanah dalam Islam)
Islam sebagai agama yang Syamil (lengkap) dan
Mutakammil (sempurna) juga memperhatikan aspek jasmani umatnya. Allah Swt
secara tersirat dalam Al qur’an menyuruh umat-Nya untuk juga memperhatikan
aspek jasmaninya. Al qur’an surat Al Anfal ayat 60, Allah Swt
berfirman yang artinya “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa
saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa
saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”
Dalam ayat di atas menjelaskan
secara tidak langsung bahwa meskipun Umat Islam dalam keadaan aman-aman saja
dan damai, tetap diperintahkan untuk selalu dalam kondisi siaga dan selalu
berlatih secara fisik secara berkesinambungan sehingga kebugaran diri tetap
terjaga dan dalam keadaan maksimal. Jika
kita memandang dalam perspektif hari ini, tafsir ayat tersebut menyuruh kita
untuk selalu membina jasmani kita dengan cara olahraga.
Setiap hari Uqbah bin Amir Al Juhani keluar
dan berlatih memanah, kemudian ia meminta Abdullah bin Zaid agar mengikutinya
namun sepertinya ia nyaris bosan. Maka Uqbah berkata, “Maukah kamu aku
kabarkan sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam?” Ia menjawab, “Mau.” Uqbah berkata, “Saya telah
mendengar beliau bersabda : “Sesungguhnya
Allah ‘azza wajalla akan memasukkan tiga orang ke dalam surga lantaran satu
anak panah; orang yang saat membuatnya mengharapkan kebaikan, orang yang
menyiapkannya di jalan Allah serta orang yang memanahkannya di jalan Allah.”
Beliau bersabda: “Berlatihlah memanah dan berkuda. Dan jika kalian memilih
memanah maka hal itu lebih baik daripada berkuda.” (AHMAD – 16699)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam berada di atas mimbar berkata : “Dan siapkanlah untuk menghadapi
mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi (Qs Al Anfaal :60) . Ketahuilah
bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah
memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!” (ABUDAUD – 2153)
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Tidak
ada perlombaan kecuali untuk unta, panah, atau kuda." Riwayat Ahmad
dan Imam Tiga. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban. Dari ketiga hadits tersebut,
Rasulullah Saw lebih mengutamakan olahraga memanah daripada olahraga-olahraga
lainnya. Kalau bahasa saya,
Melatih fisik atau olahraga memiliki prioritas-prioritas. olahraga memanah
adalah menjadi prioritas pertama umat Islam berdasarkan hadits-hadits di atas
baru setelah itu kita bisa mempelajari olahraga lainnya.
Memanah adalah olah raga yang menggunakan
peralatan seperti busur panah, anak panah, dan target untuk memanah. Belajar
Memanah dapat melatih emosi dan fisik untuk meletakkan target pada sasaran.
Memanah sangat menitik-beratkan keseimbangan tubuh. Maka jika pemanah emosinya
tertekan, maka panahan amat mudah tersasar. Secara tidak langsung, olahraga ini
melatih manusia untuk tenang dan menstabilkan emosi. Individu yang tidak tenang, ceroboh, pemarah, kurang
sabar atau kurang sehat mentalnya tidak akan menjadi pemanah yang baik.
Perbuatan melenturkan anak panah di busurnya,
kemudian melepaskannya perlu satu kekuatan fisik, olahraga ini juga satu
latihan holistik kepada diri seseorang dari segi fisik dan mental. Bersabda Rasulullah SAW, ” Kamu harus belajar memanah
karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu.” (Riwayat Bazzar, dan
Thabarani dengan sanad yang baik).
II.
MANFAAT OLAH RAGA MEMANAH
Olah raga memanah memiliki banyak
manfaat. Manfaat yang sangat terasa saat memanah seperti menjaga fleksibilitas
otot di jari tangan, lengan, hingga pundak, melatih keawasan atau ketajaman
pandangan mata, melancarkan peredaran otot dipunggung, lengan, leher dan kaki.
Dan manfaat fisik lainnya.
Selain fisik ada pula manfaat secara
psikis, yakni antara lain :
Melatih
Konsentrasi .
mengarahkan panah pada sasaran adalah cara tepat untuk melatih konsentrasi
pikiran anda. Anda harus melatih pengendalian diri agar lesatan anak panah
dapat tepat mengenai sasaran. Hal ini akan sejajar dengan makna kehidupan
sehari-hari, yakni dalam hidup kita harus melatih pengendalian diri agar segala
keputusan yang kita ambil tepat dan memperoleh hasil yang diinginkan.
Menjaga kesabaran . ini sangat penting saat anda
melakukan olah raga memanah. Kesabaran anda akan teruji lewat bidikan dan lesatan
yang di ulang-ulang, hingga mencapai sasaran yang tepat. Apalagi bagi pemula,
olah raga memanah membutuhkan ekstra sabar dalam membidik. Kalau sudah bisa
sabar dalam memanah, maka dalam kehidupan sehari-hari pun anda akan lebih
bersabar dalam menghadapi masalah sehari-hari.
Positive thinking & Percaya diri
. memanah
memerlukan percaya diri yang tinggi, karena dalam melesatkan anak panah agar
tepat sasaran memerlukan rasa percaya pada setiap bidikan yang dilesatkan.
Dengan demikian anda akan melatih rasa percaya diri yang tinggi, untuk menjadi
pribadi yang kuat.
III.
TEKNIK-TEKNI DASAR MEMANAH
Tehnik memanah bagi pemula pada dasarnya ada sembilan
langkah, yaitu:
1. Cara berdiri (stance)
Stance adalah posisi kaki pada waktu berdiri di lantai atau tanah secara
seimbang dan tubuh tetap tegak.
Cara
berdiri dalam memanah ada 4 macam, yaitu:
a. Sejajar (square stance)
1) Posisi kaki pemanah terbuka
selebar bahu dan sejajar dengan garis tembak.
2) Pemanah pemula di sarankan
untuk mempergunakan cara ini 1 sampai 2
tahun, selanjutnya baru beralih ke terbuka (open stance).
3)
Cara berdiri sejajar mudah dilakukan untuk membuat garis lurus dengan sasaran,
namun dalam hal ini perlu diingat, yaitu pada waktu menarik dan holding
cenderung badan bergerak (Lee dkk, 2000).
b.
Terbuka (open stance)
1) Posisi kaki pemanah membuat sudut 45◦ dengan
garis tembak.
2) Pada saat menarik, posisi badan lebih stabil
3)
Posisi leher atau kepala akan lebih relaks dan pandangan pemanah lebih
mudah untuk fokus ke depan.
4) Cara
berdiri seperti ini dianjurkan untuk pemanah lanjutan, karena pada tarikan
penuh akan banyak space room pada bahu.
c. Tertutup (close stance)
1)
Pemanah berdiri secara tertutup
2)
Tubuh pemanah membelakangi sasaran.
3) Posisi ini sulit karena leher dan tubuh
tidak rileks, sehingga sering tidak digunakan baik oleh pemanah pemula atau pun
pemanah lanjutan.
d. Menyamping (oblique stance)
1) Pemanah berdiri
dengan kedua kaki menyerong/ silang dari garis tembak
2)
Pada saat menarik, posisi badan cukup stabil dan kepala rileks.
3)
Teknik ini digunakan oleh pemanah lanjutan, karena pemanah pemula apabila
menggunakan posisi kaki menyamping masih sulit dalam membuat garis lurus dengan
sasaran.
2. Memasang ekor
panah (nocking).
Nocking adalah
memasukkan ekor panah ke nocking point pada tali dan menempatkan gandar
(shaft) pada sandaran panah (arrow rest). Pemasangan anak panah
yang benar yaitu bulu indeks menjauhi sisi jendela busur, sedangkan pemasangan
yang salah akibatnya anak panah tidak bisa terbang ke arah target dengan baik
atau kemungkinan besar jatuh sebelum sampai target.
3. Posisi setengah
tarikan (set up)
Posisi badan
releks dengan setengah tarikan. Pada saat posisi ini, pemanah sangat penting
untuk merasakan agar posisi badan tetap tegak/center. Pemanah dalam
menarik tali menggunakan tiga jari, yaitu: jari telunjuk di atas ekor anak
panah, jari tengah dan jari manis berada di bawah ekor anak panah. Jarak antara
jari telunjuk dan jari tengah kurang lebih satu sentimeter. Pada waktu set up
buat satu garis lurus antara bow arm dengan draw arm.
4. Menarik tali (drawing).
Tehnik dengan
gerakan menarik tali sampai menyentuh bagian dagu, bibir, dan hidung (Achmad
Damiri, 1990: 21). Pemanah dalam menarik tali dengan irama yang sama, agar
posisi badan selalu seimbang. Kemudian pada waktu menarik jangan dibantu dengan
badan, tetapi gunakan otot-otot belakang bahu untuk menarik. Posisi yang benar
adalah tali yang mendekati dagu atau kepala, sebaliknya jangan kepala pemanah
yang mendekati tali.
5. Penjangkaran (anchoring).
Teknik dengan
gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu. Pada waktu anchoring,
pernafasan harus dikontrol dengan baik dan konsentrasi tetap. Setelah anchoring,
tekanan ke depan dari tarikan ke belakang terus kontinyu jangan sampai
kendur/rileks (Lee dkk, 2000). Posisi anchoring ada 2 yaitu: penjangkaran
yang tinggi dan penjangkaran yang rendah. Penjangkaran tinggi, dengan ujung
jari telunjuk di sudut mulut sehingga ujung jari/ ujung tangan bertumpu
sepanjang bagian bawah tulang pipi. Penempatan jari depan di sudut mulut
membantu mengatur anak panah di bawah pandangan mata. Penjangkaran rendah, jari
depan bertumpu langsung di bawah tulang rahang sehingga tali berada di garis
tengah wajah. Tali menyentuh ujung hidung dan di tengah-tengah dagu. Pemanah
banyak mengerutkan bibir dan mencium tali. Pemanah pemula biasanya menggunakan
cara penjangkaran yang tinggi.
6. Menahan sikap
memanah (holding).
Pemanah
menahan sikap memanah beberapa saat sebelum anak panah dilepaskan (Achmad
Damiri, 1990: 23). Pada posisi holding, untuk tekanan ke depan dan
tarikan kebelakang tetap kontinyu. Pemanah dalam posisi holding, jangan dibantu badan untuk menahan beban
tarikan busur, tetapi yang dilakukan adalah otot-otot lengan penahan busur dan
lengan penarik tali harus berkontraksi, agar sikap memanah tidak berubah/tetap
merupakan satu garis lurus.
7. Membidik (aiming).
Suatu gerakan
mengarahkan visir pada titik sasaran dan pemanah dalam memegang grip serileks
mungkin. Bagi seorang pemanah pemula tehnik membidik sering berubah-ubah, hal
ini disebabkan karena waktu membidik kadang terlalu cepat dan kadang terlalu
lama, sehingga perlu latihan yang banyak agar bisa ajeg. Menurut hasil
pengamatan di kejuaraan Nasional, pemanah dalam membidik rata-rata memerlukan
waktu 4 detik. Penyetingan alat pembidik (visir) perlu disesuaikan tidak hanya
pada jarak, tetapi pada saat cuaca dingin, panas, dan angin, agar memperoleh
target sesuai yang diinginkan.
8. Melepaskan anak
panah (release).
Suatu gerakan
melepaskan tali busur dengan cara tangan penarik tali bergerak ke belakang
menelusuri dagu dan leher pemanah (Achmad Damiri, 1990: 26). Pada waktu release
tekanan pada lengan kiri dan kanan jangan sampai bertambah pada salah satu
bagian. Selain itu, jari-jari penarik tali juga harus rileks, agar mendapatkan release
yang halus. Pemanah yang release nya halus, maka setiap arah panah dan speed
(kecepatannya) sama, sehingga terbangnya anak panah menjadi mulus.
9. Gerak lanjut (follow
through).
Pemanah selama
beberapa detik melakukan gerak lanjut dengan tetap memberikan tekanan yang sama
seperti release. Pandangan mata pemanah juga harus tetap konsentrasi
kesasaran tidak beralih ke terbangnya anak panah. Busur diusahakan tetap diam
sebelum anak panah menancap di target. Tujuan dari gerak lanjut adalah untuk
memudahkan pengontrolan gerak memanah yang dilakukan.
IV.
PENUTUP
Inilah olah raga panah yang sedang
kami gembar gemborkan di tengah masyarakat. Bukan bermaksud apa-apa, namun
memang selain olah raga ini di sunnahkan oleh umat Islam, namun juga olah raga
ini jarang sekali dijamah atau dilakukan di tengah masyarakat umum. Hanya
orang-orang tertentu saja yang memang hobi dengan olah raga memanah. Oleh
karena itu untuk memunculkan kembali olah raga memanah agar populer di
masyarakat umum, maka kami dari Tegal Archery menawarkan kerja sama pelatihan
memanah kepada pihak terkait, sekolah, instansi, lembaga, perguruan tinggi,
komunitas, dan organisasi lainnya.
Tidak menutup kemungkinan juga
dengan ramainya olah raga memanah, kami akan melaksanakan event-event kejuaran
memanah tingkat kabupaten Tegal atau bahkan tingkat karisidenan Pekalongan.
Demikian proposal ini kami sampaikan, atas perhatiannya dan kerjasamanya kami
mengucapkan terima kasih. Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ttd Ketua Tegal Archery, April 2016
PAKET PELATIHAN MEMANAH
Paket pelatihan memanah yang kami sediakan sebagai
berikut :
A.
Paket Bulanan (Harga Rp. 300.000,- / bulan)
-
Basic Training atau Pelatihan dasar memanah
-
Latihan dilakukan 1x dalam seminggu (hari menyesuaikan jadwal)
-
Peralatan dari kami atau dari lembaga terkait
-
Peserta bisa rombongan maksimal 50 orang
-
Latihan dilakukan dalam wakti 3 jam
B.
Paket Setahun (Harga Rp. 2.500.000,- / tahun)
-
Basic Training atau Pelatihan dasar memanah
-
Latihan dilakukan 1x dalam seminggu (hari menyesuaikan jadwal)
-
Peralatan dari kami atau dari lembaga terkait
-
Peserta bisa rombongan maksimal 50 orang
-
Latihan dilakukan dalam wakti 3 jam
C.
Paket Atlet (Harga Rp. 5.000.000,- /Orang)
-
Basic Training atau Pelatihan dasar memanah (sertifikasi)
-
Advance Training atau Pelatihan tingkat lanjut (sertifikasi)
-
Latihan dilakukan 3x dalam seminggu (hari menyesuaikan jadwal)
-
Peralatan sudah masuk dalam harga
-
Peserta terbatas
-
Latihan dilakukan dalam wakti 3 jam dan sewaktu-waktu full day
-
Dipersiapkan untuk mengikuti ajang lomba, event-event panahan dll.


